PVCTarpaulin (Terpal Semi Karet) bentuk bundar dengan Diameter 1 m Tinggi 1.2 m. 2. Wire Mess untuk rangka dengan Diameter 1 m Tinggi 90 cm dan ukuran besi 6 mm, dan sudah melalui proses PAINTING (pengecatan) , jadi lebih tahan lama bebas korosif. 3. Karet Protector terpal dengan ketebalan 1 mm, Tinggi 70 cm. 4. Memiliki kolam lele beton yang cukup banyak dalam satu area budidaya yang luas, tidak membuat Haji Usman pembudidaya lele di Parung, Bogor, Jawa Barat puas dan berhenti ekspansi. Pria kelahiran Balikpapan ini berencana untuk budidaya ikan patin di kolam bundar. Walaupun untuk budidaya patin masih rencana, tetapi penggunaan kolam bundar untuk budidaya sudah dilakukannya untuk lele. Ia menjelaskan, sistem air untuk kolam bundarnya sama persis dengan kolam betonnya dan tidak menggunakan sistem bioflok. “Untuk padat tebarnya bisa sama dengan kolam beton, bahkan bisa lebih tinggi sekitar 400, karena di kolam bundar cenderung tidak mudah terkontaminasi dengan lingkungan. Nah kalo kolam beton kan kalo ada yang bocor bisa kena ke kolam lain, jadi saya juga gak berani padet-padet,” urainya. Ia mengklaim, secara perawatan, pemberian pakan, dan panen di kolam bundar juga lebih mudah. Kolam Bundar Buatan Sendiri Saat ini H. Usman menggunakan kolam bundar berdiameter 6 meter, tinggi 1,05 meter yang diisi air setinggi 95 cm. Satu kolam diisi sekitar 7500 bibit dan selama airnya mengalir terus, tidak perlu pakai sistem bioflok dan aerator. Di awal Ia masih membeli 1 set kolam bundar yang sudah siap pakai. Namun menurut perhitungannya masih terlalu mahal. Ia pun mulai mencari supplier besi serta terpal, mencoba membuat sendiri dan ternyata bisa. “Kalo beli jadi sudah disetting semua. Kalo bikin sendiri kita ngitung. Misal diameternya 3, panjang besinya 10 meter. Lalu Saya beli gulungan, segulung 64 meter. Nah itu jauh lebih murah, dari situ udah untung. Untuk tukang jahitnya, itu sepanjang Parung bisa semua. Jadi saya tangan pertama, gak lewat calo lagi,” kisahnya. Haji Usman di kolam bundar miliknyaTerdapat 64 kolam bundar yang dikelola oleh pembudidaya mitra H. Usman. Di luar itu, saat ini sedang dalam proses pembuatan 36 kolam bundar baru. Dari segi produktivitas, hasil di kolam bundar tidak kalah dengan kolam beton. Bahkan mitra pembudidaya H. Usman yang mengelola kolam bundar sudah berhak menerima bonus umroh karena produktivitasnya tinggi. “Jadi sebenernya asal ada kemauan, kolam apa aja bisa buat budidaya,” tegasnya. Keuntungan lain menggunakan kolam bundar, menurut H. Usman adalah lebih efisien. Ia memisalkan jika bosan budidaya lele dan menggunakan kolam beton, maka akan mubazir kolamnya jika tidak digunakan lagi. Sedangkan jika kolam bundar, besinya masih bisa dijual dan terpalnya bisa bertahan sampai 6 tahun. Hasilkan Pupuk dari Endapan Kolam Sistem pembersihan kolam budidaya lele H. Usman baik di kolam beton maupun kolam bundar adalah sama yaitu dengan keadaan air mengalir terus, Ia melakukan buang bawah. “Jadi ada 2 paralon di kolam, yang di luar ukuran 6 inch, yang di tengah 4 inch. Air masuk dari bawah, di lubang-lubang sekitar 6 inch terus naik ke atas. Seminggu sekali dicabut paralon yang tengah lalu endapannya keluar semua dan mengalir ke kolam limbah. Tapi kalo untuk kolam bundar endapannya harus setiap hari dibuang, pembuangannya cuma 15 detik melalui paralon,” urai H. Usman. Tidak berhenti disitu, ternyata kolam limbah dimanfaatkan kembali oleh H. Usman menjadi pupuk dan juga media tanam. Ia menjelaskan mekanismenya secara singkat, pertama endapan pakan akan dialirkan ke kolam limbah, kemudian terputar dan terendap. Lalu sebulan sekali diambil lumpurnya dijemur sebentar agar tidak terlalu cair. Kemudian setelah diendapkan 2-3 hari dan sudah berbentuk seperti lempung, campurkan dengan arang sekam, pasir dan diolah serta ditambahkan cairan penambah kesuburan tanah. “Saya juga sudah melakukan banyak uji coba dan bawa ke lab untuk di cek. Kandungan NPK nya bagus, tinggi semua. Saat ini sedang disiapkan kemasannya. Jadi semua yang bisa dimanfaatkan dari budidaya lele ini, mari kita manfaatkan,” sarannya. Kemitraan yang Transparan Saat ini pola kemitraan H. Usman memiliki pembudidaya mitra 12 orang dengan lahan budidaya dan kolam milik H. Usman serta sistem bagi hasil 6040. Selain itu pembudidaya mitra H. Usman juga diberi otorisasi untuk mencari plasma di luar tanahnya. Pembudidaya mitra mendapat 10%, H. Usman 40% dan pemilik tanah/ kolam 50%. Haji Usman menuturkan, Ia kerap menghitung kemampuan pembudidaya mitranya, misal dengan uji coba mengurus 1 kolam, 2 kolam dan seterusnya dengan target pendapatan para pembudidaya mitranya setiap bulan harus di atas UMR. “Kita harus cukupi dulu kebutuhannya dengan sistem yang transparan, harapannya pembudidaya gak akan nakal. Karena kita ini memelihara makhluk hidup yang harus diprioritaskan dan yang akan memberikan penghasilan yang berkah. Sesuatu yang diharapkan berkah, kalo kamu gak jujur, ya agak akan dapet,” pesannya. Contoh dari sistem yang transparan mulai dari harga bibit, harga pakan, harga jual ke pelanggan, semua pembudidaya mitra tahu. Setiap minggu juga ada laporannya. “Dan alhamdulillah mereka nyaman. Ketika kita transparan dan saling percaya, untung dan rugi akan ditanggung bersama,” jelasnya. Haji Usman mengenang, dulu pembudidaya mitranya setiap habis panen langsung dibagi pendapatannya. Tapi Ia merasa dari sisi tingkat kehidupannya tidak ada perubahan. “Lalu saya buat sistem, kalo ga ada rekening ga saya kasih pendapatannya, mereka harus buka rekening dan ATM dipegang istrinya. Alhamdulillah sekarang pembudidaya mitra saya InsyaAllah kebutuhannya tercukupi. Walaupun kemarin saat pandemi mengalami penurunan yang cukup signifikan, tapi harapannya bisa jadi pelajaran agar dapat menjadi manusia yang selalu bersyukur,” kenangnya. Ia juga tak henti memotivasi para pembudidaya mitranya. Salahsatunya dengan reward berangkat umroh jika mencapai laba yang ditargetkan. “InsyaALLAH tahun depan ada 2 orang yang berangkat,” ucapnya sumringah. Iabisa makan apa saja, baik dari tumbuhan maupun daging. Namun, kamu harus perhatikan kandungan gizi pada pakannya. Pakan utama untuk lele biasanya berupa pelet. Kandungan gizi minimal yang wajib ada dalam pakan utama, yakni minimal 30% protein, 4-16% lemak dan 15-20% karbohidrat. Sisanya adalah mineral dan vitamin. Ikan patin merupakan jenis ikan yang masih satu famili dengan lele. Patin umumnya hidup di daerah rawa atau sungai besar, namun bisa juga dibudidayakan dalam kolam air tawar. Karena mirip sekali dengan lele, patin juga memiliki masa pertumbuhan yang relatif cepat. Apabila diberikan makan teratur dan bergizi maka berat badan ikan bisa mencapai 600-700 gr/ekor dengan panjang mencapai 35-40 cm setelah 6 bulan. Ikan patin sangat banyak peminatnya, terutama dari usaha kuliner seperti warung, rumah makan, restoran, dan bahkan hotel. Ini membuktikan bahwa pasar ikan patin sangat terbuka lebar dengan peluang yang cukup besar. Lalu mengapa Anda tidak mencobanya sebagai usaha rumahan. Jika Anda ingin memulainya, maka berikut adalah panduannya Pemilihan Kolam Kolam yang akan digunakan sebagai tempat pembesaran sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut ini kolam dari tanah maka pilih tanah liat/lempung yang tidak berporos. 2. Pilih tanah dengan kemiringan 3-5 % agar aliran air ke kolam bisa mudah. 3. Jika kolam dari jala apung maka pilihlah sungai yang mempunyai arus lambat. 4. Jaga suhu air sekitar 26-28 derajat celcius pada saat masa penetasan telur mejadi larva. 5. Jaga pH kolam pada 6,5-7. Pada proses pembenihan digunakan 3 kolam, yaitu 1. Kolam Induk Kolam ini digunakan untuk tempat pemisahan induk. Sebaiknya setiap 100 kilogram induk dipelihara dalam kolam seluas 500 meter persegi. Dinding kolam disemen dengan bentuk kolam persegi panjang. 2. Kolam Pemijahan Kolam ini digunakan untuk memijahkan indukan. Kolam ini bisa berupa tanah atau bak tembok dengan jumlah untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kilogram sebaiknya ditempatkan di kolam dengan luas 18 meter persegi dan diberi 18 buah ijuk sebagai tempat menempel telur. 3. Kolam Pendederan Kolam ini digunakan untuk pendederan setelah proses pemiahan. Kolam sebaiknya berbentuk persegi dengan saluran pada dasar kolam dan juga kubangan setelah saluran pengeluaran, hal ini difungsikan untuk mengumpulkan benih setelah pemijahan berhasil. Cara Pemijahan dan Memilih Bibit Pemilihan bibit bisa berasal dari pemeliharan sejak kecil atau tangkapan dari alam. Pilih induk yang sudah dewasa. Beri makanan kaya protein kepada induk ikan agar menghasilkan bibit yang sehat dan unggul. 1. Betina Umur diatas 3 tahun dan sudah mempunyai berat 1,5-2 kg. Perut membesar di daerah anus dan terasa empuk lembek dan tipis. Kloaka mengalami pembengkakan dan berwarna merah. Keluar beberapa butir telur jika kloaka ditekan-tekan. 2. Jantan Umur diatas 2 tahun dan sudah mempunyai berat 1,5-2 kg. Perut lembek dan tersa tipis. Jika kloaka ditekan keluar cairan berwarna putih. Ada pembengkakan dan berwarna merah tua. Setelah pemijahan dan usia 1 hari barulah benih dipindahkan ke dalam wadah berukuran 80 x 45 x 45 cm dengan isi 500 ekor. Tempatkan aerator untuk memenuhi kebutuhan oksigennya. Tempatkan heater pemanas untuk menjaga suhu air dalam wadah. Ketika sudah menginjak usia 2 bulan maka benih bisa tumbuh mencapai 10-12 cm dengan berat 14-15 gr. Pengontrolan Kualitas Air Kualitas air dalam kolam yang buruk bisa menimbulkan penyakit. Perhatikan suhu, kekeruhan air, dan warna air pada kolam. Pastikan kandungan oksigen dan kandungan karbondioksida, nilai pH serta zat-zat dalam konsentrasi air kolam. Pastikan kolam berada pada kondisi dangkal dengan jumlah plankton yang banyak. Pemanenan Ikan patin sudah bisa dipanen setelah umur 6 bulanan. Pilih yang mempunyai berat 600-700 gr/ekor. Lakukan penangkapan dengan kere dorong dari hulu ke hilir agar proses pemanenan mudah dan terhindar dari resiko mati/luka .
Kabarmancingcom, Serua, Bojongsari, Depok – Pemancingan yang satu ini agak berbeda dengan kolam pancing lainnya, dimana biasanya satu kolam di isi dengan jenis ikan yang sama, namun ini tidak, satu kolam di isi dengan 4 macam ikan air tawar yaitu mas, patin, gurame dan bawal. Adalah Pemancingan Kampoeng Gowes atau Kampoeng Gowes Fishing
Tahunpertama, ia menebar masing-masing 5.000 benih nila dan lele, 2.000 benih gurami, dan 1.000 benih patin. Anantha mengatakan, “Kami sengaja menebar 4 jenis ikan, untuk mengetahui ikan yang lebih cocok kami kembangkan.”. Ternyata bisnis ikan tidak semudah yang dibayangkan. “Tahun pertama kami rugi hingga Rp10-juta. Padapenelitian ini di gunakan metode fuzzy takagi-sugeno untuk mengukur kualitas air pada kolam bibit lele berdasarkan suhu dan kekeruhan. Parameter yang di gunakan ada dua yaitu parameter suhu dan sensor keruh. Output dari penelitian ini adalah kontrol pompa yang berfungsi untuk mengganti atau mengisi air kolam. . 496 119 368 480 35 121 245 463

lele dan patin dalam satu kolam